Buatlah Sejarah Dalam Hidupmu

Lakukan sekarang atau tidak sama sekali, karena masa depan tidak ada yang tahu.

UKM P dan K Unswagati Crb

Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Keilmuan Universitas swadaya Gunung jati Cirebon

Organisasinya Para Ilmuan

Ayo rapatkan barisan untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin masa depan yang sukses

Friday, 15 April 2016

Hari ini, tulisan kawan2 ukm p&k unswagati tembus di "kolom poros mahasiswa koran sindo".
Terus Berkarya.
Salam Sukses !!!
@organisasinyaparailmuan

http://www.koran-sindo.com/news.php?r=1&n=7&date=2016-04-15
http://www.koran-sindo.com/news.php?r=1&n=5&date=2016-04-15

Berbicara mengenai keadaan ketatanegaraan pasti banyak permasalahan yang muncul. Ketika itu pun yang namanya mahasiswa sebagai agent of control (pengawas) pasti akan melakukan berbagai kajian atau diskusi mengenai permasalahan tersebut soal kinerja pemerintahan.

Itulah pandangan mahasiswa yang peduli akan perubahan (agent of change) di mana mereka tidak hanya sibuk dalam perkuliahan semata, tetapi aktif juga dalam kegiatan sosial terhadap kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Tapi sekarang semakin lama keadaan mahasiswa menjadi semakin tidak jelas, tidak peka terhadap masalah yang ada di sekitarnya.

Sekarang mahasiswa makin banyak memikirkan kebutuhan masing-masing, lebih memikirkan perkuliahan semata, bagaimana bisa mendapatkan nilai yang besar dalam perkuliahan. Hal demikianlah yang menjadikan lemahnya mahasiswa pada saat ini. Mereka sudah tidak memikirkan kesejahteraan rakyat maupun kemajuan bangsanya.

Padahal, bukankah mahasiswa harusnya menjadi pelopor terdepan yang selalu memberikan teguran, kritikan, ataupun menawarkan solusi terhadap permasalahan yang ada pada bangsanya? Tentu mahasiswa harus terus menjadi mediator sebagai perwajahan dari rakyat bangsanya dan menjadikan kesejahteraan masyarakatnya sebagai prioritas utama yang harus dipenuhi pemerintah.

Ingat, tiada kata akhir bagi mahasiswa dalam perjuangan untuk menyejahterakan masyarakatnya dan mahasiswa akan tetap tegak sebagai pilar demokrasi dan reformasi di Indonesia dengan posisi dan sikapnya yang selalu netral. Ini adalah harapannya agar dapat menjadi pengingat bagi kita bersama bahwa masih banyak yang harus diselesaikan di bangsa ini dan mahasiswa akan tetap konsisten sebagai agen gerakan moral maupun intelektual di Indonesia.

Maka dari itu bangsa yang kaya, yang mempunyai sumber daya manusia dan kelimpahan kekayaan alam ini akan menjadi rusak apabila berbagai permasalahan yang ada tidak tersentuh atau tidak diketahui mahasiswa.

Mahasiswa sering kali disebut sebagai agent of change, social control, dan iron stock karena ketiga peran inilah yang menjadi modal dasar untuk menciptakan pemerintahan Indonesia yang maju dan bergengsi dengan pemimpin muda sang pewaris peradaban.

AKHMAD SYARIF
Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Ketua Umum UKM Penalaran dan Keilmuan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

________________________________________________________________________

Sangat indah rasanya kalau mendengar puisi cinta. Apalagi bagi anak muda jika puisi itu dibacakan sang pacar, hati dan jiwa mereka pasti akan berbunga- bunga. Namun pernahkah kalian pikir puisi juga bisa membangkitkan jiwa nasionalisme?

Puisi seperti ini memiliki makna mengajak dan menyadarkan kita atas kondisi masyarakat yang kurang dipedulikan pemerintah atau masyarakat itu sendiri. Contohnya dalam puisinya WS Rendra dengan berusaha menyadarkan kondisi saat itu. ”Aku bertanya tetapi pertanyaanku membentur jidad penyair salon yang bersajak anggur dan rembulan sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan termangu-mangu di kaki dewi kesenian.”

Puisi tersebut berusaha menyadarkan kita bahwa janganlah terlena oleh kesenian atau cinta, sedangkan keadilan serasa tak terlihat oleh kesibukan cinta kesenian. Mampukah syair-syair itu membakar jiwa pemuda pada zaman sekarang? Atau masih adakah kepedulian terhadap ketidakadilan yang terjadi di bangsa ini.

Mungkinkah Anda-Anda sebagai mahasiswa yang dibilang agent of change bisa menjawab pertanyaan tadi? Atau hanya menyimak saja? Bisakah kalian lihat mahasiswa sekarang akan lebih tertarik pada puisi cinta yang memabukkan perasaannya daripada puisi nasionalis yang lebih memedulikan kondisi bangsa ini?

Sementara itu jiwa malas yang ada dalam kehidupan mahasiswa membuat mereka tak sadar bahwa masyarakat membutuhkannya untuk perubahan lebih baik. Mereka bermalas-malas tanpa dosa tanpa lantunan syair nasionalis di dalam jiwa mereka, yang mereka pikirkan hanyalah belajar untuk diri mereka sendiri tanpa memedulikan lingkungan di sekitarnya.

Sungguh disayangkan mahasiswa yang dianggap sebagai agent of change kini seolah mulai sirna. Andai saja sajak-sajak yang berisi pesan-pesan nasionalisme mengalir ke darah setiap mahasiswa, bangsa ini akan menjadi bangsa kuat. Jiwa nasionalisme yang ada di dalam jiwa setiap mahasiswa akan memperjuangkan bangsa ini sehingga tak ada lagi rakyat kecil yang tertindas.

Kehidupan sosial akan membaik, kesatuan akan selalu terjagad inegeri. Jiwa korupsi pun akan luntur diterjang mahasiswa yang memiliki nasionalisme tinggi, kesadaran yang selalu membuat mahasiswa bangkit bersama melawan korupsi dan ketidakadilan di negeri ini.

WANDRI
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sastra Indonesia FKIP, Anggota UKM Penalaran dan Keilmuan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon